Senin, 06 Juli 2015

Cara Penentuan RTH berdasarkan NDVI dari Citra SPOT-6



Penyiapan Data Citra SPOT-6
Perlu diketahui bahwa Citra SPOT-6 merupakan salah satu citra yang tidak gratis. Oleh karena itu harus membeli terlebih dahulu (kalau bisa ya minta saja)
Melakukan Proses Pan-Sharpening
Citra RGB SPOT-6 Multispektral (resolusi citra: 6 m) dengan zoom scale 1 : 5000
Citra Pancromatic (resolusi citra: 1.5 m)

Proses Pan-Sharepening ini dilakukan pada aplikasi ArcGIS 10.
Klik kanan pada layer lalu pilih propertis. Sehingga muncul gambar seperti di bawah ini
Citra SPOT-6 hasil Pan-sharpening (resolusi citra: 1.5 m)


Menentukan Nilai Reflektan
Membuka file citra dengan format *.tif, dengan mengklik simbol Algoritm pada ER Mapper akan muncul gambar berikut.
 
Menentukan nilai reflektan dengan membuat algoritma seperti  ( if i1= -32768 then null else i1/10000 ). Karena sebelumnya nilai reflektansi citra oleh PUSDATA dikalikan dengan 10000 dengan maksud untuk memudahkan dalam penyimpanan data. Hal ini tak perlu dilakukan jika citra hasil download sendiri.

Mendefinisikan pada masing-masing layer dengan algortima yang telah dibuat tersebut dan menentukan band pada masing-masing layer. Kegiatan ini bisa disebut (Layer Stacking) .
Proses melakukan penyimpanan dengan mengisi pada nama kolom “Output Type” diisi dengan “Multi Layer”, untuk “Data Type” diisi dengan “IEEE4ByteReal”, dan “Null Value” diisi dengan nilai angka nol. Lalu klik “OK” dan menentukan lokasi penyimpanan file.
Membuka file dengan file yang telah disimpan pada proses sebelumnya.
Pada colom tersebut dapat dilakukan pemberian beberapa algortima, salah yang dilakukan dapat dilakukan dengan pemberian algoritma NDVI. Algoritma tersebut adalah
NVDI =(i1-i2)/(i1+i2)     => untuk SPOT 6
Dengan ketentuan :
i1 adalah band NIR
i2 adalah band Red
Menentukan band dengan menentukan NIR pada kolom 1 dan red pada kolom 2 
Setelah selesai melakukan algoritma NDVI maka akan dilakukan penyimpanan file.
Membuat Threshold nilai kerapatan kehijauan
Pada tahap ini, dilakukan penentuan nilai kerapatan vegetasi dengan menggunakan nilai digital number vegetasi lebih dari 0,375. Rumusnya dapat ditulis sebagai berikut
Algoritma : if i1>0.375 then i1 else null
Reklasifikasi pada tingkat kehijauan
Pada file penyimpanan citra dengan batasan nilai digital number tersebut selanjutnya menggunakan aplikasi ArcGIS. Dengan aplikasi ini diharuskan untuk membuat klasifikasi ulang (reclassify) yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya menggunakan ERMapper 7.1. Berikut adalah langkah – langkahnya:
Membuka file citra hasil penyimpanan dengan ketentuan batasan digital number pada proses sebelumya.
Melakukan export data, Klik kanan pada layer pilih “Data” – “Export data”. Pada proses ini berguna untuk menentukan batasan nilai digital number yang telah ditentukan sebelumnya. Lalu klik “Save”.  

Dari proses tersebut maka akan muncul data baru. Pada data yang telah dilakukan “Export data”, terlihat nilai (high dan low value) sudah sesuai batasan dari yang telah dibuat sebelumnya yaitu dengan batasan 0,375 – 1.
Proses Reclassify untuk mendapatkan data dengan jenis nilai spectral yang sama. Dari beberapa nilai yang berada pada rentang 0,375 – 1 maka akan dilakukan pengkelasan ulang sehingga menjadi satu kelas atau merge. Dengan demikian, jelas bahwa kelas RTH atau kerapatan vegetasi dari rentang nilai tersebut dianggap menjadi satu kesatuan.

  
Mengubah Raster ke Vektor
Karena data yang digunakan pada proses pengolahan sebelumnya adalah data raster maka perlu dijadikan menjadi data poligon agar kita dapat menghitung luas ruang terbuka hijau tersebut. Pada tools “search” ketik “Convert” lalu pilih “Convert to Polygon”. Tentukan lokasi penyimpanan dan pada kata “Simplify polygon (optional)” di Uncheck. Lalu klik OK.
Penyeleksian poligon
Pada penyeleksian poligon dapat dilakukan dengan manual yaitu penyeleksian dengan melihat atau interpretasi daerah. Banyak data yang mengalami kesalahan, data tersebut adalah kesalahan pada rona yang merupakan bayangan dari beberapa gedung dan kesalahan gambar pengambilan citra.

Semoga bermanfaat . . .

Jumat, 03 Juli 2015

ISTILAH – ISTILAH DALAM PEMBUATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

  • Input Data : Proses input data digunakan untuk menginputkan data spasial dan data non-spasial. Data spasial biasanya berupa peta analog. Untuk SIG harus menggunakan peta digital sehingga peta analog tersebut harus dikonversi ke dalam bentuk peta digital dengan menggunakan alat digitizer. Selain proses digitasi dapat juga dilakukan proses overlay dengan melakukan proses scanning pada peta analog.
  • Manipulasi Data: Tipe data yang diperlukan oleh suatu bagian SIG mungkin perlu dimanipulasi agar sesuai dengan sistem yang dipergunakan. Oleh karena itu SIG mampu melakukan fungsi edit baik untuk data spasial maupun non-spasial.
  • Manajemen Data :Setelah data spasial dimasukkan maka proses selanjutnya adalah pengolahan data non-spasial. Pengolaha data non-spasial meliputi penggunaan DBMS untuk menyimpan data yang memiliki ukuran besar.
  • Query dan Analisis : adalah proses analisis yang dilakukan secara tabular. Secara fundamental SIG dapat melakukan dua jenis analisis, yaitu:
  • Analisis Proximity : Analisis Proximity merupakan analisis geografi yang berbasis pada jarak antar layer. SIG menggunakan proses buffering (membangun lapisan pendukung di sekitar layer dalam jarak tertentu) untuk menentukan dekatnya hubungan antar sifat bagian yang ada.
  • Analisis Overlay : Overlay merupakan proses penyatuan data dari lapisan layer yang berbeda. Secara sederhana overlay disebut sebagai operasi visual yang membutuhkan lebih dari satu layer untuk digabungkan secara fisik.
  • Visualisasi : Untuk beberapa tipe operasi geografis, hasil akhir terbaik diwujudkan dalam peta atau grafik. Peta sangatlah efektif untuk menyimpan dan memberikan informasi geografis.
  • Data grafis/spasial merupakan data yang merupakan representasi fenomena permukaan bumi yang memiliki referensi (koodinat) lazim berupa peta, foto udara, citra satelit dan sebagainya atau hasil dari interpretasi data-data tersebut.
  • Data atribut adalah data yang biasanya digunkan untuk keperluan sensus penduduk, catatan survei, data statistik lainnya.
  • Perangkat lunak SIG adalah program komputer yang dibuat khusus dan memiliki kemampuan Pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan, analisis dan penayangan data spasial. Ada pun merk perangkat lunak ini cukup beragam, misalnya Arc/Info, ArcView, ArcGIS, Map Info, TNT Mips (MacOS, Windows, Unix, Linux tersedia), GRASS, bahkan ada Knoppix GIS dan masih banyak lagi.
  • Perangkat keras dalam SIG berupa seperangkat komputer yang dapat mendukung pengoperasian perangkat lunak yang dipergunakan. Dalam perangkat keras ini juga termasuk didalamnya scanner, digitizer, GPS, printer dan plotter.
  • Snapping adalah suatu cara merekatkan vertek (titik) digitasi pada vertek-vertek yang lainnya. Dengan menggunakan senapping ini  kemungkinan kesalahan dapat diperkecil. Vertek atau garis yang diberi operasi snap akan secara pasti menempel pada vertek tersebut.
  • Peta adalah gambar atau lukisan pada kertas, dan sebagainya yang menunjukkan letak tanah, laut, sungai, gunung, dan sebagainya; denah; representasi melalui gambar dari suatu daerah yang menyatakan sifat-sifat seperti batas daerah, sifat permukaan.
  • Peta dalam arti luas adalah sebuah alat peraga, bisa berupa gambar tentang tinggi  rendahnya suatu daerah (topografi), penyebaran penduduk, curah hujan, penyebaran batuan (geologi), penyebaran jens tanah dan semua hal lain yang berhubungan dengan kedudukan dalam ruang.
  • Peta dalam arti sempit (konvensional) adalah gambar dari permukaan bumi, dalam skala tertentu dan digambarkan di atas bidang datar melalui sistem proyeksi.
  • Remote Sensing adalah suatu teknologi untuk memperoleh data atau informasi tentang suatu obyek tanpa harus melakukan kontek langsung dengan yang obyek yang dimaksud.
  • Atribut Sosial Ekonomi adalah Sumber data social ekonomi dapat diperoleh dari terbitan resmi maupun catatan oleh badan resmi pemerintahan maupun swasta, yang meliputi sumber data sensus, survey atau sample, registrasi.
  • Atribut Sumber Daya Alam adalah sumber data pada atribut sumber data alam dapat diperoleh dari tanah, geologi, vegetasi, pengguanaan tanah.
  • Sistem Management Data Dasar adalah sumber data pada system management data dasar diperoleh dari menggabungkan data grafik dan data statistik dalam Sistem Informasi Geografi (SIG).  System management data dasar digunakan untuik menyimpan data atribut maupun data grafis.
  • Layer Peta adalah lapisan atau lembaran. Layer dalam SIG adalah lapisan peta yang berisi informasi dari peta. Layer bisa berupa gambar polygon, garis, text, symbol atau lainnya. Pemisahan gambar dalam beberapa layer ditujukan untuk memudahkan dalam menggambar peta, selain itu informasi yang ditampilkan akan lebih detail.
  • Data Input merupakan data dalam SIG yang  berupa peta analog, tabel, file elektronik dari peta dan data attribute dari foto udara serta penginderaan jauh.
  • Data manajemen merupakan data dalam SIG yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi data dari database.
  • Data  manipulasi dan analisa dalam SIG digunakan untuk mendeterminasikan informasi yang dapat dipakai oleh  SIG.
  • Data output adalah data dalam SIG yang berupa laporan berbentuk tabel, peta analog, ataupun disimpan dalam storage tertentu.
  • Query adalah proses analisis yang dilakukan secara tabular. Secara fundamental SIG dapat melakukan dua jenis analisis.
  • Analisis Proximity merupakan analisis geografi yang berbasis pada jarak antar layer. SIG menggunakan proses buffering (membangun lapisan pendukung di sekitar layer dalam jarak tertentu) untuk menentukan dekatnya hubungan antar sifat bagian yang ada.
  • Overlay merupakan proses penyatuan data dari lapisan layer yang berbeda. Secara sederhana overlay disebut sebagai operasi visual yang membutuhkan lebih dari satu layer untuk digabungkan secara fisik.
  • Visualisasi adalah Untuk beberapa tipe operasi geografis, hasil akhir terbaik diwujudkan dalam peta atau grafik. Peta sangatlah efektif untuk menyimpan dan memberikan informasi geografis.
  • Sampling Raster merupakan sampling raster dimaksudkan untuk menentukan pusat atau lokasi data data dalam setiap pixel dalam sebuah dataset model raster.
  • TIN adalah model data vektor yang berbasiskan topologi yang digunakan untuk mempresentasikan data permukaan bumi.
  • Buffering memiliki Fungsi inimenghasilkan data spasial baru yang berbentuk poligon atau area dengan jarak tertentu daridata spasial yang menjadi masukannya.
  • Network memiliki Fungsi network merujuk data spasial titik-titik (points) atau garis-garis (lines sebagaisuatu jaringan yang tidak terpisahkan. Fungsi ini sering digunakan di dalam bidang-bidangtransportasi, hidrologi dan utility(misalnya, aplikasi jaringan kabel listrik, komunikasi, pipa minyak dan gas, air minum, saluran pembuangan)

Sabtu, 27 Juni 2015

Buah Tangan Monumen Nasional



Bentuknya bisa jadi sederhana, hanya semacam tongkat yang menjulang. Tingginya memang 132 meter, tetapi kalah tinggi dengan gedung pencakar langit lainnya. Bentuk semacam obor diatasnya fantastis, karena terbuat dari emas katanya. Tetapi jangan salah, emas hanya lapisannya tidak termasuk isinya. Dalamnya, mungkin hanya cor – coran. Setelah mulai dibuka untuk umum tanggal 12 Juli 1975, umur bangunan ini hampir 40 tahun, jauh lebih tua dariku. Tapi lihatlah, kenampakan bangunannya tidak banyak berubah sejak awal didirikan. Hanya tambahan taman, rerumputan, dan patung – patungan yang menambah wajah bangunan ini.
Meskipun dengan kondisi yang seperti itu, Indonesia patut berbangga. Bangunan yang kayaknya biasa ini sarat akan nilai filosofis dan nilai historis. Monumen Nasional begitu orang mengenal bangunan ini. Pendiriannya pun juga berdasarkan perjuangan. Saat negara ini sedang krisis, ide pembangunannya muncul. Sayembara dilakukan dan desain juga sudah jadi. Tetapi, belum bisa dibangun. Mau gimana lagi? Negara sedang krisis men! Begitu pula dengan proses pembangunannya yang dimulai pada 1961, ada pula G30S/PKI yang menyendat pembangunan tahap duanya. Hingga akhirnya monumen nasional ini bisa resmi dibuka untuk umum baru pada tahun 1975.
Pemikiran pembangunan Monumen Nasional terlahir sejak pusat pemerintahan Republik Indonesia kembali ke Jakarta setelah sebelumnya berkedudukan di Yogyakarta pada tahun 1950. Perlu diketahui bahwa Indonesia adalah negara yang luas. Terbentang dari Sabang hingga merauke yang berjajar pulau – pulau. Gugusan pulau tersebut sambung menyambung menjadi satu, Itulah Indonesia. Sejarah mencatat bahwa banyak sekali pahlawan yang berjasa bagi negara ini. Prasasti, bangunan bersejarah, tugu, monumen lainnya juga banyak dibangun di daerah – daerah untuk mengenang jasa pahlawan tersebut, serta sebagai inspirasi bagi penduduk sekitar. Bentuk peninggalan tersebut dirasa masih bersifat kedaerahan dan menggunakan tema kepahlawanan tertentu. Sehingga, dirasa perlu adanya sebuah monumen nasional yang bertujuan mengenang dan melestarikan perjuangan bangsa Indonesia secara nasional pada masa revolusi kemerdekaan 1945, agar terus membangkitkan inspirasi dan semangat patriotisme generasi saat ini dan mendatang. Dan itulah monas.
Monas mampu menceritakan perjalanan bangsa Indonesia sejak zaman (yang katanya) pra sejarah melalui relief sejarah dan musium sejarah nasional. Kenangan kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 dapat kita rasakan (bagi yang merasakan) kembali pada ruang Kemerdekaan. Disitu ada lambang Garuda Pancasila, Naskah proklamasi, gugusan kepulauan Indonesia, dan lain – lain.
Monumen nasional membangkitkan kenangan, bukan kenangan mantan tetapi kenangan bangsa ini. Kenangan akan pahlawan dan tokoh – tokoh nasional Indonesia yang terbentang dari koordinat geografis 6º LU – 11º LS dan 95º BT - 141º BT. Semoga perjuangan mereka menginspirasi penduduk Indonesia saat ini, untuk mengabdi, untuk mengisi kemerdekaan, untuk terus berusaha memajukan bangsa ini disamping berpegang teguh pada agamanya. Dan semoga aku juga sebagaimana kutulis tulisan ini. Dan itulah monas.



-Renungan Segelas Susu-
-Sebuah cita, pemikiran, cerita yang emosional dan penuh pembelajaran-
27/06/2015