Kamis, 29 Januari 2015

Kemah Kerja atau Fieldcamp?


Masih muda dari artikel ini ditulis, yaitu mulai tanggal 18 s.d. 23 Januari 2015. Berbeda dengan liburan semester lainnya, semester 5 benar – benar membuat mahasiswa Teknik Geomatika 2012 merasa liburan adalah mitos. Dimana ada 1 mata kuliah berbobot 4 sks mengharuskan 97 mahasiswa turun ke lapangan untuk menjajal kemampuan praktik lapangan. Mata kuliah ini dinamakan Kemah Kerja. Di akun integra (akun menyeramkan mahasiswa ITS) mata kuliah ini tertulis Kemah Kerja, namun lebih familiar disebut dengan nama Fieldcamp.
Pada tanggal 18 Januari 2015 bertempat di “Padang Pasir” Gedung Teknik Geomatika, 97 peserta dari angkatan 2012 (berarti termasuk saya) berkumpul untuk bersiap pemberangkatan. 97 mahasiswa ini melakoni mata kuliah Kemah Kerja ini di sela – sela liburan semester ganjil, dimana terbagi di 4 desa dengan masing – masing desa terdiri dari 4 tim yaitu Tim Total Station, Tim GPS, Tim Toponimi, dan Tim Navigasi. Desa yang menjadi area kerja berada di Mojokerto, rinciannya ialah Desa Sugeng, Desa Jatijejer, Desa Sukosari di Kecamatan Trawas, dan Desa Cembor di Kecamatan Pacet.
Nah, kebetulan saya tergabung di Tim GPS Desa Sugeng bersama 4 teman lainnta. Berikut squad Tim GPS Desa Sugeng:
Ghulam Arfi Ghifari                3512100016
S. Intan Ary Prayogi                   3512100035
Megananda Selvia                      3512100041
Moch Sani Salam                       3512100057
Theo Prastomo Soedarmodjo  3512100073
Rifqi Ulinnuha                            3512100106
Tim GPS ini memiliki tugas utama melakukan penentukan dan pengukuran Ground Control Point (GCP) yang nantinya digunakan sebagai Titik Kontrol pemetaan Desa ini. GPS yang digunakan ialah GPS tipe Geodetik merk Topcon dengan metode pengukuran radial.
Tim GPS Sugeng (dari kiri, Theo, Intan, Sani Arfi, Mega, Ulin)

Kegiatan Pengukuran bertajuk Kemah Kerja ini memiliki waktu kerja selama 4 hari, namun, Tim GPS hanya memiliki jatah waktu pengukuran sehari dan Tim GPS Desa Sugeng mendapat jatah hari terakhir (kamis). Metode pengukuran radial, waktu perekaman data yang hanya 30 menit, serta jumlah titik yang hanya 7 menjadi alasan utama pengukuran selama 1 hari bisa selesai. Bahkan dalam prakteknya, Tim ini (Tim saya) mampu menyelesaikan pekerjaan dari jam 6.30 hingga 13.00. 
Transformasi Mahasiswa Teknik Pertukangan

            Hari pertama dan kedua, tim saya ini bertransformasi menjadi mahasiswa Teknik Pertukangan karena memang tugasnya hari pertama ngecor BM kotak yang nantinya digunakan sebagai basepoint pengukuran GCP. Perlengkapan perang yang kami bawa sama sekali tidak mencerminkan mahasiswa Teknik Geomatika, yaitu cangkul, timba, linggis, cetok, semen, pasir, koral, dan air (bukan hanya air minum, tapi juga air untuk ngaduk semen. Hari ketiga diisi dengan membantu tim Total Station dan “mengganggu Tip Toponimi dan Tim Navigasi”. Baru pada hari keempat, Tim ini seperti surveyor GPS sebenarnya. Dengan pakaian lengkap dan perlengkapan perang 2 GPS Geodetik, 2 statif,tim ini meluncur ke setiap titik. Sore hari ketika ada berita mengenai data berhasil terekam, menjadi berita yang menentramkan.
            Selama kegiatan Fieldcamp, disiplin menjadi fokus utama. Dimana harus selalu memakai atribut, tepat waktu sesuai jadwal mulai dari makan, kembali ke basecamp, tidur, ibadah. Tak jarang teman – teman yang terpaksa sarapan serta makan sore push up karena pelanggaran sepele atau mungkin ulah usil Dosen. Tetapi apaun keadaan disana, itulah lahan uang pekerjaan Geodesi atau Geomatika. Meskipun baru saja melalui semester 5 (artinya kurang 3 semester untuk lulus, AMIN), tetapi sudah mampu melaksanakan dan manajemen proyek.
            Jika anda butuh peta, butuh lahan yang harus diukur, potensi belum tercover, saya dan kami bisa memetakan dan mengukurnya dengan teknologi yang sedang berkembang saat ini lho.     hehehehe