Menyambung
postingan sebelumnya tentang investasi bagi hasil pada laman http://arfighif.blogspot.co.id/2018/01/investasi-berbasis-bagi-hasil.html,
kali ini akan dibahas secara singkat platform
– platform yang memfasilitasi
investasi bagi hasil. Mohon maaf, karena keterbatasan kemampuan penulis
terhadap informasi yang diterima, maka masih beberapa saja yang masuk dalam
postingan ini. Beberapa platform juga tidak dimasukkan dalam artikel ini
karena menerapkan sistem hutang dan bunga sebagai returnnya. Sebelum membaca ini, disarankan membaca postingan
sebelumnya (seperti link diatas). Dan lagi, mengikuti sistem bagi hasil, maka
harus siap untung dan siap rugi.
Inti
dari start up (kurang tahu istilah
ini mewakili atau tidak, CMIIW) dibawah ini sama, yaitu sebagai pihak ketiga
yang menjembatani antara penyetor modal, dan pelaku usaha yang menjadi mitra. Platform
ini bergerak di bidang yang berbeda – beda, ada yang di bidang peternakan,
pertanian, perumahan, perikanan, dst. Cara kerjanya juga hamper sama, yaitu
danai-proyek berjalan (awasi)-dapatkan laporan-proyek selesai (panen)-dapatkan return. Secara umum tugas-tugasnya
antara lain:
·
Sebagai
penghimpun dana
Ini berlaku karena rata – rata memberlakukan
sistem crowdfunding alias urunan. Ini
memudahkan karena sebagai investor tidak memerlukan dana besar untuk
berinvestasi.
·
Menyeleksi
pelaku usaha untuk dijadikan mitra
Meskipun mungkin tiap platform
online ini memiliki kriteria tersendiri dalam penilaiannya. Dengan ini bisa
dikatakan bahwa mitra usaha yang dibantu pendanaan telah amanah dan usahanya
bukan usaha abal – abal (kudu prasangka
sing apik).
·
Menghitung
ekspektasi ROI agar pemodal tahu nilai keuntungan.
Tak bisa dipungkiri kalau
keuntungan menjadi salah satu daya tarik bagi investor untuk mengikuti
investasi bagi hasil ini. Namun harus diingat, bahwa ini adalah ekspektasi saja,
karena bukan bunga yang flat penerimaannya. Return
yang diberikan tetap memiliki 3 kemungkinan, sama, lebih besar, atau lebih
kecil. Bahkan modal investor juga bisa hilang (misal terkena bencana alam).
Jadi missal terjun sebagai investor, jangan lupa berdoa untuk kesuksesan mitra
usaha ya, agar investor juga untung.
·
Melaporkan
secara berkala penggunaan dana dan kegiatan mitra usaha
Biasanya berisi penggunaan dana,
foto – foto perkembangan usaha, kendala dan solusi yang telah ditempuh, dkk.
Ikut saja, nanti tahu kok.
·
Membagikan
bagi hasil keuntungan dan modal awalnya ke investor
Jika masa pendanaan berakhir, keuntungan akan
diserahkan ke investor dengan bagi hasil tertentu (tergantung kebijakan
masing-masing).
Baik,
di bawah ini beberapa platform penyedia fasilitasnya, penjelasan lebih detail
bisa dikunjungi di web yang bersangkutan.
1. iGrow (igrow.asia)
iGrow adalah sebuah platform yang bergerak dibidang
pertanian (ada buah dan pepohonan juga). Dalam keterangannya, iGrow telah
berhasil mempekerjakan 2200 lebih petani di 1197 hektar lebih lahan dan
memperoleh lebih dari 500 ton panen kacang tanah yang baik dan berkualitas.
Menjadi investor iGrow akan memberikan pengalaman seperti bermain game “Farmville”,mereka
tidak hanya bisa melihat investasi mereka, tapi juga bisa merasakan senangnya
menumbuhkan dan melihat perkembangan tanaman yang mereka danai. Periode
investasi dibagi menjadi 3 bagian, yaitu jangka panjang (kisaran 10 – 15 tahun),
jangka pendek (kisaran 1 – 3 tahun). Khusus igrow bukan tergolong crowdfunding, karena kepemilikan pohon
adalah kepemilikan individu. Kurang enak apa? Pohon milik kita (investor) tanpa
merawat, tanam, dan bukan di lahan miliknya. Tinggal nunggu panen dapat
untungnya.
2. Crowde (crowde.co)
Crowde adalah platform Investasi bersama untuk
permodalan petani. Crowde tidak mengelola dana yang di amanatkan oleh investor Crowde
melainkan menyalurkan dana tersebut kepada Pelaku Usaha yang menjadi mitra Crowde.
Secara umum bergerak di bisnis pertanian, namun ada beberapa peternakan dan
tambak. Periode investasi antara 1 hingga 6 bulan dengan minimal investasi Rp
10.000, sangat terjangkau. Perlu diketahui bahwa di crowde terdapat 2 skema,
yaitu bagi hasil dan pinjaman. Pilihlah yang bagi hasil karena yang skema
pinjaman adalah fix return dengan
bunga, sehingga masuk kategori riba. Sekali lagi, jika invest disini, pilih
yang bagi hasil.
3.
Agraria
Farm (agraria-farm.com)
Dengan motto “built a green world”,
agraria mengajak kaum urban tidak melupakan desa dengan mendukung investasi di sektor
pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. Agraria dikembangkan oleh Agraria
Swasembada Indonesia. Agraria juga
memanfaatkan whatsapp untuk
mempromosikan proyek dan mempertahankan investornya. Tak jarang proyek
investasi yang ditawarkan cepat terpenuhi pendanaannya.
4.
Ternaknesia
(ternaknesia.com)
Sampai saat artikel ditulis,
ternaknesia sementara masih berkutat di peternakan kambing dan domba, namun
katanya akan dikembangkan ke perikanan juga (tahu karena istri CEOnya adalah
teman seangkatan. Hehehe). Kemungkinan juga sapi. Mitra peternak tersebar seluruh
Indonesia tidak hanya peternak kambing, namun juga yang lain. Dikembangkan oleh
PT Ternaknesia Farm Innovation, investasi mudharabahnya terletak pada produk ternainvest.
Produk lain yang ditawarkan adalah ternakurban
(memfasilitasi belanja hewan qurban secara online) dan ternamart (memfasilitasi mendapatkan ternak segar langsung dari
peternak). Selain berbasis web, ternaknesia juga dikembangkan dalam bentuk
aplikasi android di google play.
5.
Vestifarm (vestifarm.com)
Vestifarm
adalah platform bagi hasil di bidang peternakan dengan konsep patungan.
Sehingga siapa pun dapat menikmati keuntungan maksimal, sekaligus berdampak
bagi kesejahtaraan petani. Itulah deskripsi singkat vestifarm. Berawal dari
produk investasi sapi, sekarang sudah berkembang di sektor lainnya seperti
udang vannamei dan jagung. Proyek budidaya vestifarm dibuka setiap 1 bulan
sekali. Jika tidak ada halangan, akan dibudidayaakan pada minggu kedua untuk
setiap bulannya.
6.
Growpal
(growpal.co.id)
Growpal
memberikan peluang untuk membuat perubahan secara sosial melalui penanaman
investasi dengan keuntungan yang menjanjikan di sektor perikanan dan kelautan.
Bisa diketahui bahwa sektor makanan laut masih lebih mahal dari makanan darat,
oleh karenanya investasi di growpal menghasilkan return hingga lebih dari 30% per tahun. Growpal dikembangkan oleh
PT Say Grow Indonesia, sektor bisnis mitranya antara lain udang, lobster,
kerapu, dan gurame.
7.
Fishby
(fishby.id)
Sama seperti
umumnya, Fishby juga merupakan crowdfunding
yang diharapkan menjadi solusi untuk membantu memajukan nelayan budidaya yang
kesulitan dalam mencari modal. Fishby (bergerak di bidang perikanan) akan
mengumpulkan pendanaan dari masyarakat, kemudian dana tersebut disalurkan
kepada nelayan sebagai bentuk investasi mudharabah (bagi hasil). Investasi
minimal Rp 50.000 dan kelipatannya, dengan nisbah yang ditawarkan (investor :
pembudidaya) 30:70 dan 40:60 tergantung proyek investasinya. Untuk
meminimalisir resiko investasi, pihak fishby menampilkan Success rate, yaitu
tingkat keberhasilan suatu proyek budidaya untuk mencapai hasil yang
diperkirakan.
8.
Infishta
(infishta.com)
Dari namanya,
makan platform ini bergerak di bidang
perikanan. Sedang dari webnya, InFishta adalah sebuah platform cloud aquaculture berbasis crowdfunding yang memungkinkan Anda
untuk melakukan budidaya ikan dengan nilai tambah tinggi secara online. InFishta memberikan
fasilitas untuk mempertemukan nelayan tambak budidaya dan
masyarakat pemilik dana yang masing-masing berperan sebagai operator dan
investor, untuk melakukan investasi di bidang budidaya ikan dengan skema
bagi-hasil. Untuk mendapatkan keuntungan dan meningkatkan kesejahteraan mitra, Tim
InFishta mengidentifikasi jenis ikan yang memiliki kebutuhan tinggi di pasar,
stabilitas harga dan potensi masa depan yang baik. Lalu menghubungkannya dengan
petani tambak dan masyarakat, untuk membuka peluang pembiayaan budidaya ikan
yang saling menguntungkan. Investasi minimal adalah Rp 100.000 dan
kelipatannya.
9. Indves (indves.com)
Adalah media
investasi berbasis syariah, yang bertujuan memudahkan UMKM mendapatkan modal
untuk memulai atau mengembangkan usahanya. Indves hadir sebagai pionir
teknologi keuangan (fintech) berbasis syariah terdepan di Indonesia yang
memiliki misi menciptakan akses keuangan yang inklusif dan membebaskan UMKM
dari jeratan riba. MasyaAllah. Oleh karenanya, dengan PD memakai motto Aman,
Halal, Berkah. Jadi, secara tak langsung investor memiliki andil dalam
pengembangan bisnis UMKM di Indonesia. Platform ini
didirikan pada bulan Oktober 2015 oleh Dikri Paren bersama M. Hassan dan Anggun
Puspita dari Universitas Indonesia.
10. Griya Investa (griyainvesta.com)
Platform ini bergerak di bidang perumahan. Rumah yang
dibangun, sampai saat ini masih berkutat di daerah Sumatera Selatan. Ide dasar
sistem ini yaitu membangun perumahan dan menjualnya kepada pembeli secara
kredit langsung oleh pihak Griya Investa sebagai developer. Jika ada pesanan
rumah dari pembeli, maka saham akan dirilis untuk mendapatkan dana investasi
dari para investor. Selanjutnya rumah akan dibangun dengan DP si pembeli dan
dana para investor. Setelah konstruksi selesai, rumah akan dilunasi secara
mencicil oleh si pembeli. Diharapkan, dengan hadirnya Griya Investa, mampu hadirkan
rumah cicilan tanpa bank dan bebas riba bagi yang belum memiliki rumah, Wow! Nah, untuk setiap cicilan yang dibayarkan, akan dibagikan
modal dan labanya kepada para investor. Investor berhak atas bagi hasil sebesar
90% dari keuntungan yang dibagikan secara proporsional berdasarkan jumlah
investasi setiap investor pada sebuah rumah.
Akhirnya selesai juga,
sebenarnya niat tulisannya sedikit, namun apa daya jadi panjang gini. Itulah
beberapa platform investasi berbasis
bagi hasil, insyaAllah sudah aman dan halal bagi muslim. Meskipun tidak semua platform di atas menisbatkan ke sistem
syariah, namun masih bisa dikatakan syariah karena sistem bagi hasil, dan
bisnis di sektor riil (barang benda nyata). Sekali lagi, tulisan ini dibuat
selain untuk mengajak teman – teman berinvestasi (berdampak membantu pelaku
usaha juga sebenarnya), juga sebagai sarana untuk menghindari praktik ribawi. Dari
penjelasan – penjelasan di atas dapat diperoleh gambaran bahwa investasi bagi
hasil cukup menguntungkan jika dibandingkan dengan investasi yang ditawarkan
bank konvensional.
“Barang siapa memudahkan urusan orang lain, maka Allah permudah urusan
dia di dunia dan akhirat”, (HR. Muslim). Jika kita memutuskan untuk terjun
ke investasi model seperti ini, maka niatkan pula untuk membantu orang lain.
Karena banyak pihak yang terbantu baik langsung atau tidak langsung. Investor
terbantu dengan returnnya tanpa
menambah jam kerjanya, penyedia platform terbantu
dengan munculnya bisnis baru, dan mitra usaha terbantu karena bantuan modalnya
dan menghindarkan mereka dari praktik hutang piutang lembaga ribawi. Semoga
kita bisa mendapatkan fadhilah petikan hadits di atas.