Senin, 01 Desember 2014

Konsep Orientasi Foto Pada Fotogrametri


Fotogrametri Digital
Fotogrametri dapat didefinisikan sebagai suatu ilmu dan teknologi yang berkaitan dengan proses perekaman, pengukuran/pengamatan, dan interpretasi (pengenalan dan identifikasi) suatu kondisi permukaan bumi serta objek fisik di atasnya secara presisi sehingga diperoleh informasi tentang suatu ukuran dan bentuk permukaan bumi serta objek fisik di atasnya yang dapat dipercaya. Produk dari fotogrametri digunakan oleh berbagai disiplin yang di dalam kegiatannya berkaitan dengan lahan/permukaan bumi.

 
Seiring dengan perkembangan teknologi digital, sistem fotogrametri telah mengalami perkembangan dari sistem fotogrametri analog berkembang menjadi sistem fotogrametri analitik dan kemudian yang termutakhir adalah sistem fotogrametri digital (softcopy fotogrametry). Perkembangan sistem fotogrametri berdampak pada berkembangnya alat restitusi yang digunakan dari alat restitusi analog dan analitik seperti analog/analitik stereo plotter dimana proses pekerjaannya dilakukan oleh manusia, berganti menjadi alat restitusi otomatis dimana proses pekerjaannya dikerjakan secara otomatis menggunakan komputer.

Konsep Orientasi

Pemotretan suatu daerah yang dilakukan dengan overlap atau pertampalan depan 60% serta pertampalan samping sebesar 20%-40% semua titik dari obyek paling tidak akan terletak pada dua foto berurutann dipasang di dalam proyektor , dan diberi penyinaran maka akan terkontruksi atau terbentuk kembali berkas-berkas sinar yang sesuai dengan berkas sinar di dalam kamera.
Kedua proyektor diorientasikan seperti kamera pada saat pemotretan, sinar-sinar yang bersesuaian dari proyektor akan saling berpotongan. Seluruh titik akan membentuk model optikal. Yang secara gometris sama dengan obyek yang dipotret. Skala model tergantung dari basis antar kedua proyektor, dan dapat bervariasi dengan melakukan pengubahan basisnya. Selanjutnya dengan gerakan rotasi dan translasi model dapat dibawa kepada suatu bidang referensi (acuan) horizontal. 
Dalam Fotogrametri akan diketahui terdapat 4 macam orientasi yaitu :
ü  Orientasi Dalam
ü  Orientasi Luar
ü  Orientasi relatif
ü  Orientasi Absolut

Orientasi Dalam
Tujuan Orientasi dalam adalah membentuk kembali berkas sinar yang terjadi pada saat pemotretan ke dalam proyektor. Pembentukan berkas dilakukan dengan cara mengimpitkan pusat foto dengan pusat pembawa plat dan memasangkan kembali ke tempatnya serta memasang harga panjang focus kamera pada proyektor.


Dengan orientasi dalam akan diketahui kuantitas mengenai berkas atau bundle sinar antara obyek dan lensa pada waktu pemotretan, dan yang kemudian direkontruksi secara geometris dari titik bayangan. Atau dengan kata lain orientasi dalam dapat didefinisikan sebagai pembentuka berkas sinar antara titik-titik obyek dan lensa kamera.
Besaran unsur orientasi dalam adalah posisi titik utama terhadap pusat foto, Xo, Yo dan konstanta kamera (Ck) atau panjang focus kamera ( f ) terkalibrasi. Besaran ini digunakan untuk mendapatkan kembali berkas sinar yang terpaut dalam sebuah foto dan yang secara geometris sesuai dan sama dengan berkas yang terjadi pada saat pemotertan.

Orientasi Luar
Tiap berkas sinar dapat dinyatakan sebagai badan yang kuat. Posisinya di dalam ruang tiga dimensional ditentukan dengan enam unsur umumnya dengan tiga koordinat dan tiga sudut. Perangkat ke enam sudut tersebut adalah XL , YL , ZL , α , w , x. Posisi dan ketinggian berkas sinar tiap foto terhadap system koordinat tanah.


Orientasi Relatif
Orientasi relatif merupakan penentuan kemiringan dan posisi relatif dua buah foto pasangan stereo. Dimana sasaran orientasi relatif ini adalah mengorientasikan dua buah foto sehingga setiap pasangan sinar yang sekawan dari dua foto tersebut berpotongan pada ruang. Orientasi ini dapat dilakukan jika lima pasang sinar sekawan dari sepasang foto berpotongan, sehingga setiap pasang berkas sinar pada kedua foto akan berpotongan. Sedangkan pasangan sinar ke-enam digunakan sebagai pengecekan/ukuran lebih. Bila minimal 5 pasang sinar dapat dipertemukan, maka seluruh pasangan sinar dari kedua berkas akan saling berpotongan membentuk model 3D fiktif.
Pada instrumen restitusi analog yang dilakukan adalah menghilangkan paralaks y di 6 titik standard (minimal 5 titik + 1 titik untuk checking). Hasil model 3D yang terbentuk masih mempunyai kedudukan relatif dengan sistem koordinat sembarang. Oleh sebab itu proses ini disebut sebagai orientasi relatif.


Dengan cara digital,relatif orientasi dapat menggunakan syarat kesegariasan (colenearity condition) atau syarat kesebidangan (coplanarity condition). Pada relatif orientasi analitik, biasanya parameter EO (ω,ϕ,κ)dari foto kiri sama dengan nol. Dan juga untuk pada foto kiri ditetapkan secara sembarang pada harga bulat dan sebagai alternatif yang nyaman maka nilai dari tepat pada angka nol, dan pada foto kanan ( ditetapkan pada harga mendekati basis foto (jarak difoto pada kedua foto) yang mendekati nilai nol dan harus ditentukan 5 parameter unknown pada foto kanan. Hal ini akan mempermudah dalam perhitungan koordinat objek Xi,Yi,Zi sehingga mendekati satuan koordinat foto yang terukur.

Orientasi Absolut
Yang dilakukan pada orientasi absolute adalah operasi pada model relatif 3D, yaitu:
(1) memperbaiki skala
(2) pembetulan system koordinat.
Penentuan skala dilakukan dengan membandingkan jarak di model dan jarak di obyek. Membawa model ke unsur koordinat dengan menggunakan unsure gerakan rotasi. Untuk pekerjaan ini diperlukan sejumlah titik kontrol. Perkerjaan orientasi absolut tidak lain adalah mengikatkan sepasang foto yang telah terorientasi relatif ke system koordinat tanah.
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar