Kamis, 18 Mei 2017

Cara Penentuan Area Bekas Terbakar Metode NBR


Data yang dibutuhkan:
  • Data/peta sebaran hotspot
  • Citra Landsat
  • Peta administrasi Indonesia
Pengolahan dengan ER Mapper
·
  • ·         Tahap pengolahan citra landsat. Pengolahan data ini menggunakan perangkat lunak ER Mapper 7.1
  • ·         Masukkan dataset dengan cara edit algorithm cari data citra landsat pada direktori
  • Edit formula citra dan isikan formula formula editor.  Formula NBR adalah sebagai berikut
NBR = NIR – SWIR
NIR + SWIR
Dimana pada citra landsat 8, NIR diwakili oleh band 5 dan SWIR diwakili oleh band 7.


  • Lalu klik apply changes dan isikan band 5 untuk i1 dan band 7 untuk i2 kemudian close.
  • Refresh citra dan berikut hasil citra yang telah di refresh
  • Save as hasil citra dengan mengganti data type dan mengganti nilai null value.
  • (Data Type yang digunakan IEEE4ByteReal) dan cek list Delete output transform
  • Untuk mengetahui bekas area terbakar (burned area), maka diperlukan data citra sebelum kebakaran (prefire) dan data setelah kebakaran (postfire). Dalam hal ini, data prefire digunakan citra Landsat 8 pada bulan april sedangkan untuk postfire pada bulan juli. Pemilihan bulan juli dikarenakan sebaran hotspot pada bulan tersebut sangat padat sehingga memiliki potensi kebakaran lebih besar.
  • Lakukan hal yang sama seperti cara diatas untuk masing – masing data.
Penentuan Burned Area
  • Penentuan burned area didasarkan pada kondisi sebelum dan kondisi sesudah serta disertai data hotspot (bulanan), oleh karenanya perlu untuk menggabungkan citra prefire dan postfire untuk selanjutnya diisikan formula sebagai berikut untuk menentukan area yang terbakar 
  • ΔNBR = NBRprefire - NBRpostfire 
  • Buat Layer baru dengan duplicate layer dan namai layer sesuai kebutuhan. Kemudian masukkan file citra yang bersangkutan
  • Save citra tersebut bersamaan dengan cara blog kedua layer dan lakukan proses saving
  • Buka kembali citra gabungan tersebut untuk dimasukkan formula deltaNBR seperti diatas 
  • Pastikan i1 ialah citra prefire dan i2 ialah postfire
Klasifikasi Burned Area Berdasarkan Nilai ΔNBR
·
  • Buka citra NBR yang telah diolah kemudian klasifikasikan area terbakar.
  • Klik edit formula
Gambar 5.14 Menu edit formula

  • Klasifikasikan citra berdasarkan table Indeks Burned Area berikut:
Tabel Indeks Burned Area
< -0.25
High post-fire regrowth
-0.25 to -0.1
Low post-fire regrowth
-0.1 to +0.1
Unburned
0.1 to 0.27
Low-severity burn
0.27 to 0.44
Moderate-low severity burn
0.44 to 0.66
Moderate-high severity burn
> 0.66
High-severity burn
  • Bandingkan hasilnya dengan klasifikasi citra dengan
NBR2 <=  0,4609
∆NBR <= -0,2583 (dalam Suwarsono, et al)
Gambar 5.15 Memasukkan formula klasifikasi

  • Simpan kembali file citra (format .ers)

Gambar 5.16 Menyimpan file
5.2.1   Analisis Jangkauan Data Hotspot
  • Buka Software ArcGIS (ArcMap)
  • Masukkan data citra yang telah diklasifikasikan (.ers), data hotspot (format .shp) dan peta administrasi sumatera karena studi kasus berada di wilayah pulau Sumatera dengan bantuan toolbar add data.
  • Gunakan seleksi pada Tabel Data Atribut pada peta administrasi Sumatera untuk menampilkan peta Kabupaten Rokan Hilir dan Dumai saja.
  • Lalu melakukan buffering untuk menentukan jangkauan hotspot sejauh radius 2 km. Buffering ini dilakukan untuk menentukan daerah pengaruh hotspot tersebut. Intensitas hotspot yang banyak merupakan indikasi adanya kebakaran.
  • Klik arctoolbox dan pilih multiple ring buffer
  • Masukkan input dan output features, dalam hal ini input ialah hotspot sumatera

  • Tampilkan klsifikasi citra yang telah diolah berdasar warna tertentu di ArcGIS. Warna merah digunakan untuk mendefinisikan burned area.
  • Matikan layer yang tidak dibutuhkan untuk mempermudah klasifikasi berdasarkan tampilan visual kemudian klik kanan pada layer citra (.ers) dan pilih menu properties
  • Beri warna merah untuk klasifikasi citra yang memiliki value 1 sedangkan untuk value 0 bisa menggunakan no color/hollow. Bisa juga dilakukan penghapusan sehingga hanya menyisakan value 1 untuk ditampilkan. 
      
  • Klasifikasi daerah terbakar menurut ΔNBR merupakan estimasi, sehingga penentuannya merupakan overlay dari data jangkauan hotspot.
  • Jika overlay selesai, lakukan layouting peta sesuai kebutuhan
    contoh: