Terbentuknya negara atau
bangsa ini juga tak lepas dari perjuangan dan pemikiran para intelektual muda
seperti Soetomo, Soekarno, Muhammad Hatta, Sutan Syahrir, M. Yamin, dan
teman-temannya. Mereka yang telah terdidik dan tercerahkan
memiliki nurani sebagai bangsa Indonesia berkeyakinan
harus memerdekakan bangsanya. Melalui keyakinan bahwa diskusi-diskusi kecil yang mereka adakan, akan
menjadikannya gerakan massa besar untuk membangun kesadaran bahwa bangsa ini
terjajah. Bahkan satu buah kata “merdeka”
saja dapat mengobarkan karakter semangat dan kepercayaan diri mereka.
Lanjut pada turunnya
Orde Lama dan Orde Baru, tidak terlepas dari peran mahasiswa. Setelah kasus PKI
terbongkar pada masa Orde Lama, masih muncul rasa kurang puas dari kalangan
rakyat Indonesia. Disini mahasiswa menunjukkan aksinya dengan berdemonstrasi
menyuarakan Tritura (Tri Tuntutan Rakyat). Hingga akhirnya turunlah Surat
Perintah Sebelas Maret tahun 1966 (Supersemar) yang menandakan jatuhnya Orde
Lama dan berganti ke Orde Baru pimpinan presiden Soeharto.
Begitu juga Orde Baru,
kondisi ekonomi yang sedang krisis membuat mahasiswa pada waktu itu bersatu,
bekerja sama dengan buruh, petani, serta rakyat miskin kota dan melakukan aksi
1998. Mereka berdemonstrasi menuntut reformasi dan berhadapan langsung dengan
aparatur negara bersenjata lengkap. Kerusuhan dan penjarahan pun terjadi, namun
para pejuang aktivis mei 1998 tersebut tetap kokoh dengan tujuannya, yaitu
reformasi. Perjuangan mahasiswa masih berlangsung meskipun sudah jelas kerugian
atau kerusakan yang terjadi begitu besar. Akhirnya tujuan mereka tercapai,
presiden Soeharto mengundurkan diri dan digantikan oleh wakilnya, B.J. Habibie.
Dengan demikian berakhirlah Orde Lama dan berganti ke Reformasi.
Itulah peranan mahasiswa
dahulu. Mereka mampu membangun kerjasama di tengah kekacauan politik ekonomi.
Melalui diskusi kecil, mampu menyadarkan masyarakat akan penjajahan, bahkan
dengan aksinya mampu untuk ikut menentukan arah perkembangan bangsa.
Kini,
semua hal tersebut telah mengalami pergeseran budaya. Mahasiswa sekarang
terlalu sibuk dengan tugas kuliahnya, laptopnya, ponselnya, dan sebagainya.
Selain itu, mudah terpancing dengan isu kecil dengan melaksanakan demonstrasi
anarkis tanpa mengkaji isu tersebut terlebih dahulu. Sebagai mahasiswa, sudah
seharusnya memahami akan mahalnya biaya dan belum meratanya pembangunan. Adanya
demonstrasi anarki, maka akan ada biaya tambahan yang dikeluarkan untuk memperbaiki
kerusakan yang ada. Padahal aksi damai masih bisa diperjuangkan oleh mahasiswa.
Memang
begitu banyak yang bergeser ketika kita bicara dalam konteks Indonesia kekinian.
Banyak generasi terdidik yang mengalami amnesia sejarah karena pengaruh globalisasi
melunturkan posisi mahasiswa sebagai pejuang hak-hak masyarakat. Mereka lupa jika bangsa
ini tercipta atas perjuangan keras pendahulu mereka. Semoga kondisi seperti
ini tidak berlangsung secara kontinyu agar
bangsa ini tidak hancur dalam tempo yang sesingkat-singkatnya karena kondisi iron stocknya.
Pernyataan diatas adalah
kondisi mahasiswa Indonesia dari segi negatif. Perlu kita ketahui bahwa tidak
semua mahasiswa Indonesia kondisinya sama dengan pernyataan di atas. Sudah
banyak kegiatan yang dapat dijadikan suatu pembentukan karakter pelajar antara
lain melalui organisasi, UKM, diskusi kelompok, dan
kegiatan yang bersifat membangun kompetensi generasi
muda utamanya mahasiswa.
Pertukaran pola pikir akan membentuk tujuan pelajar untuk suatu perubahan besar
bagi bangsa ke arah yang lebih baik. Ilmu yang didapat menjadi
lebih banyak. Tidak hanya Indeks Prestasi yang harus baik, tetapi
pengaplikasian dalam kehidupan harus baik pula, karena pada dasarnya, mahasiswa
dididik untuk kemajuan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, mahasiswa Indonesia
harus mau berpikir kritis, bergerak
progresif, berprestasi, berani, dan bertanggung jawab.
Kegiatan
positif sudah semakin banyak dan kita harus berkeyakinan bahwa kegiatan positif
tersebut akan menyingkirkan segi negatif mahasiswa Indonesia. Perlu diingat
bahwa mahasiswa memiliki peranan sosial,
yaitu bahwa keberadaan dan segala perbuatannya tidak hanya bermanfaat untuk
dirinya sendiri tetapi juga harus membawa manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Dunia
kampus merupakan dunia mahasiswa. Disinilah dituntut suatu tanggung jawab moral
terhadap diri masing-masing sebagai individu untuk dapat menjalankan kehidupan
yang bertanggung jawab dan sesuai dengan moral yang berlaku dalam masyarakat.
Besok, akan semakin banyak mahasiswa
yang sadar, bahwa mereka adalah secerca cahaya harapan bangsa yang mampu
membawa perubahan lebih baik demi terwujudnya kemadirian Indonesia dengan ilmu
mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar