Sifat kodrati manusia sebagai makhluk
sosial mengharuskan manusia selalu berusaha untuk berhubungan dengan manusia
lain, dan berusaha untuk meningkatkan kualitas dirinya demi memenuhi
kebutuhannya yang selalu mengalami perubahan. Katanya, Tidak ada yang kekal di
dunia ini kecuali perubahan. Manusia dengan kemampuannya mengembangkan ilmu
pengetahuan dan menciptakan teknologi untuk membantu kehidupannya. Kemampuan seseorang
atau kelompok dalam menerima, merespons, dan beradaptasi terhadap perubahan
yang cepat dan kompleks itu akan menjadi kunci keberhasilannya untuk bertahan
hidup.
Masyarakat dalam segala hal kehidupannya berusaha mengatur dirinya
dimana faktor atau perasaan pribadi atau perorangan yang masih bersifat
emosional tidak lagi memegang peranan penting dalam berbagai policy,
keputusan-keputusan yang diambil, peraturan-peraturan yang ditetapkan, serta
kegiatan-kegiatannya. Manusia
berhimpun dalam suatu kelompok atau organisasi untuk memadukan kemampuannya
sehingga diperoleh sinergi yang kuat dalam mewujudkan tujuan bersama. Semakin
berkembang menjadi besar suatu organisasi, semakin kompleks pula masalah yang
dihadapi, terutama masalah yang berkaitan dengan sumber daya manusia yang dalam
situasi kampus juga biasa disebut sumber daya mahasiswa (SDM). Untuk
keberlangsungan, peran fungsi, eksistensi, serta menjaga kesinambungan, sumber
daya mahasiswa harus dikembangkan,. Dalam keadaan ini, pengembangan yang
dilakukan ialah untuk membentuk kader, sehingga muncul istilah “Kaderisasi”.
Kaderisasi adalah proses pembinaan seseorang atau sekelompok orang untuk menjadi seorang kader dalam sebuah organisasi, wadah, lembaga, atau semacamnya. Berbagai kasus yang terjadi akhir-akhir dalam dunia kaderisasi organisasi mahasiswa disebabkan karena kaderisasi yang terlalu mengikuti tradisi dan tidak mengikuti perubahan zaman, kebutuhan organisasinya, dan kondisi pesertanya.
Kaderisasi adalah proses pembinaan seseorang atau sekelompok orang untuk menjadi seorang kader dalam sebuah organisasi, wadah, lembaga, atau semacamnya. Berbagai kasus yang terjadi akhir-akhir dalam dunia kaderisasi organisasi mahasiswa disebabkan karena kaderisasi yang terlalu mengikuti tradisi dan tidak mengikuti perubahan zaman, kebutuhan organisasinya, dan kondisi pesertanya.
Di era dimana akases informasi begitu lancar, fasilitas
mudah didapatkan, dan sebagainya akan membuat seseorang berpikir praktis dan
manja. Banyak yang melupakan proses sehingga akan dengan mudah terpuruk ketika
perencanaan tidak sesuai dengan kenyataan. Padahal mahasiswa juga memiliki 4
fungsi (Agent of change, Social Control,
Iron Stock, Moral Force) yang mengartikan bahwa mahasiswa sebagai garda
depan suara rakyat serta menuntut kepekaan atas segala isu yang berkembang di
sekitarnya. Untuk menuju diatas jelas kaderisasi diperlukan. Jelas kaderisasinya
tetap diperlukan, sistem dan caranya saja yang menyesuaikan perkembangan zaman.
Dan yang pasti, kaderisasi yang tetap diperlukan itu insyaalloh juga memikirkan
cara memanusiakan manusia.
Jadi,
kaderisasi (sebagai proses) memiliki tugas atau tujuan sebagai proses
humanisasi atau pemanusiaan manusiadengan trasformasi nilai-nilai tertentu yang
diharapkan si pengader yang membuat manusia (dalam hal ini mahasiswa) agar
mampu meningkatkan potensi yang dimilikinya. Jadi dengan sendirinya, dalam
kaderisasi harus terdapat sebuah persiapan mahasiswa agar mampu beradaptasi dan
berintegrasi melalui kesadaran. Kaderisasi adalah sumber inspirasi untuk selalu
berjuang di kampus perjuangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar