Tulisan ini bukan dari saya, tetapi dari kaBakor Pemandu FTSP 2013/2014. Tulisan sederhana, namun cukup menginspirasi. Silakan disimak:
"Pemandu yaitu seorang mahasiswa yang telah mengikuti Pelatihan
Pemandu LKMM. Ia adalah anggota tim yang bertugas mengatur jalannya
latihan sesuai dengan metode yang telah ditetapkan, sehingga proses
pelatihan dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan" dikutip dari
Buku Kurikulum TD 2009.
Awalnya, saya hanya melihat pakaian yang
mereka pakai, iya, mereka terlihat seperti orang yang beradab, memakai
dasi, berkemeja, bercelana kain dan memakai pantovel. Yah, itulah
pemandu. Pada saat itu juga saya berkata bahwa "saya akan menjadi
pemandu! "
Didukung dengan kepribadian saya yang agak sanguinis,
semakin mendorong saya untuk menjadi orang yang kala waktu itu saya
anggap keren, jelas, pemandu pusat perhatian.
Singkat cerita beberapa
semester kemudian saya menjadi peserta PP LKMM FTSP ITS, tes nya pun
lebih mudah daripada yang saya bayangkan, hanya menggombal sana sini
akhirnya saya menjadi pemandu. Kemudian berlanjut di Ruang Sidang FTI
dan FTSP, saya bertemu dengan orang - orang yang bernasib sama dengan
saya, mereka lolos menjadi peserta PP LKMM FTSP ITS. Entah mereka lolos
dengan cara sama seperti saya atau tidak, yang jelas kami lolos.
Saya
dan beberapa peserta yang lain mengikuti Pelatihan tersebut dengan
antusias, saya sendiri lebih memilih menghayati dan mengikuti alur tiap
menit waktu yang sudah direncanakan oleh pemandu. Beberapa dari yang
lain memilih untuk diam dan hanya memantau, sesekali melontarkan
pertanyaan kritis yang bagi saya "mbulet" untuk dijawab dan seringkali keluar dari substansi pelatihan tersebut. Empat hari
kemudian pelatihan tersebut selesai dengan bermakna bagi saya, banyak
harapan yang diberikan kepada angkatan kami, beberapa peserta yang lain
pun merasakan hal yang sama terlihat dari wajah dan ekspresi mereka
selama pelatihan.
Selesai pelatihan, kami sudah dinanti Pra TD
untuk segera dikerjakan dengan angkatan pemandu diatas kami. Masih
banyak pemandu yang ikut menyiapkan Pra TD, tapi sudah tidak sebanyak
ketika Pelatihan Pemandu kemarin. Bagi saya saat itu wajar, kebanyakan
diantara kami adalah mahasiswa - mahasiswa yang memiliki kesibukan di
himpunan masing2, ada yang menjadi SC Pengaderan, Staff Departemen,
Kadept Departemen dan banyak yg lain lagi. Pengerjaan Pra TD dari mulai
persiapan hingga akhir Pra TD dilakukan oleh banyak pemandu, ya banyak
tapi tidak sebanyak peserta yang duduk bersama saya dulu di PP LKMM FTSP
ITS.
Sebenarnya, di benak saya terpikir banyak hal
yang bisa dilakukan terkait Pemandu (setelah ikut PP LKMM). Pemandu
adalah orang yang secara langsung memilih dan mendidik mahasiswa -
mahasiswa yang ada di kampus ITS untuk menjadi seseorang yang "berarti"
di lingkup kampus. Pemandu mendidik, mengkader dan mendisiplinkan
mahasiswa terpilih itu dalam sebuah pelatihan. Mereka memiliki
kewenangan terhadap berjalannya pelatihan tersebut. Dengan rata - rata
pesertanya adalah calon - calon pemimpin kampus, kesempatan untuk turut
berkontribusi membentuk kampus yang lebih baik pun ada disini. Sangat
besar.
Akan tetapi ketika saya mulai merasakan
kenyataan dibalik kemeja dan dasi yang pemandu pakai. Sangat jauh dari
harapan dan kesempatan yang sudah dimanfaatkan. Kenyataan pemandu yang
sebenarnya memiliki tugas untuk mengkonsep dan memberikan materi saat
pelatihan, kedua pekerjaan tersebut tidak dilakukan dengan profesional
apalagi sepenuh hati. Tidak bisa digeneralisir memang bahwa semua
pemandu tidak melaksanakan tugasnya, karena banyak juga pemandu yang
hingga kini aktif walau sudah bekerja, memberikan kontribusinya untuk
pengembangan mahasiswa di ITS. Sayangnya hanya segelintir pemandu yang
berkomitmen hingga sedalam itu.
Logika berpikir
sederhana saja, andai pemandu memiliki kesadaran untuk komitmen,
profesional dan sepenuh hati untuk menjadi "pemandu" maka akan banyak
perbaikan dalam pelaksanaan LKMM di kampus ini. Banyak permasalahan
bangsa yang harus dijawab oleh mahasiswa sekarang, khususnya mahasiswa
ITS, kalau memang sepenuh hati menjadi pemandu untuk berkontribusi pada
kampus, pasti tak segan untuk membawa salah satu masalah tersebut
sebagai tema pelatihan dan mengarahkan calon - calon pemimpin kampus ini
untuk menyelesaikannya paling tidak seringan - ringannya untuk peduli
terhadapnya.
Baru - baru ini saya ikut simpati setelah membaca tulisan "Maaf ITS, Anda Belum Bisa Berbangga"
, karya mahasiswa Teknik Sipil ITS angkatan 2012, Georgi
Ferdwindra, lebih muda dari saya dan memiliki pengalaman di luar negeri,
berani memberikan pandangan dengan tulisan tentang apa yang menjadi
kekhawatirannya akan kampus ini. Dia membahas salah satu permasalahan
besar mahasiswa ITS yaitu dalam kesiapan menghadapi ASEAN Economic
Community. Ekspresi kekhawatiran tersebut diungkapkan dalam peringatan
terhadap mahasiswa ITS. Karena memang saya bukan mahasiswa yang melek
informasi seperti itu saya langsung bertanya terhadap diri saya
sendiri, apa yang bisa saya lakukan untu ini? Sempat berpikir kenapa
harus memikirkan hal tersebut? tapi segera saya hilangkan prasangka
tersebut, mungkin bentuk ketakutan akan tidak mampunya diri dalam
menghadapi Internasionalisasi Kampus khususnya dengan bahasa. Lantas apa
hubungannya dengan pemandu? bukannya jauh permasalahan tersebut dari
LKMM? Jauh sih iya, tapi masih dikampus ITS kan? :) Keterbukaan pemandu
untuk menyesuaikan konsep pelatihan terhadap permasalahan yang ada, bisa
saja menjadi celah untuk memberikan pemahaman tentang hal ini.
Sayangnya,
sedikit mahasiswa yang mau berdiri diatas kepentingan ITS daripada
kepentingan pribadi maupun organisasinya. Sehingga seringkali mereka
membuang kesempatan untuk menyelesaikan permasalahan mereka dan
cenderung mensyiarkan kesulitan mereka agar mendapat simpati dari yang
lain. Bahkan, untuk permasalahan kecil pun akan dibesar - besarkan agar
mendapat perhatian dari orang lain. Seperti permasalahan Georgi,
sebenarnya bisa dijawab oleh Pemandu yang juga merupakan mahasiswa,
bersama - sama memberikan solusi bagaimana menjawab pertanyaan terkait
kesiapan kita terhadap AEC. Tak perlu kita bertanya siapa yang salah
dengan kondisi kampus yang seperti ini, dan tak perlu pesimis dengan
kondisi kampus yang seperti ini, karena jika kita sudah menyalahkan
orang lain, tak akan selesai permasalahan kita, dan jika kita pesimis
dengan kampus kita berarti kita pesimis terhadap diri kita.
Banyak
Pekerjaan Rumah yang harus dibenahi dalam pemandu, amanah pemandu ini
akan menjadi mulia jika benar dan sepenuh hati dalam memanfaatkannya,
akan jadi hina nama kita di kampus jika salah dalam mengembannya. Sudah
banyak nama - nama mahasiswa yang menyandang gelar peserta alumni PP
LKMM, tapi banyak pula yang menyia - nyiakannya, tidak memaksimalkan
kesempatannya, bahkan menganggapnya tidak penting bagi kehidupannya.
Padahal ia bertanggungjawab atas pemimpin ormawa kampus ITS yang
tercetak setelahnya.
Untuk Peserta PP LKMM FTSP ITS
2013, saya menyerahkan sepenuhnya terhadap kalian, hanya mengikuti PP
LKMM FTSP ITS 2013, atau menjadi Pemandu FTSP yang aktif di pengembangan
mahasiswa ITS dalam LKMM menyelesaikan permasalahan ITS dan Bangsa.
Mengingatkan kalian, kalau sesungguhnya semua berawal dari niat, dan
niat kami ketika memilih kalian adalah ingin membentuk generasi yang
lebih baik dari kami, profesional sebagai pemandu tanpa sedikitpun
meninggalkan arti kekeluargaan. Hingga sampai berlarut - larut kami
persiapkan untuk kalian, merumuskan 35 nama dengan diawali teriakan,
perdebatan, dan tangisan oleh beberapa pemandu. Ada hati yang bermain
disini, kami berharap kalian mengerti dan bersama kami ikut memperbaiki
kampus ITS bersama - sama dengan cara kita, Pemandu FTSP.
Best Regards
AAY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar